Minggu, 12 Juni 2011

PERLUNYA MATA KULIAH STENOGRAFI BAHASA INDONESIA DIAJARKAN KEPADA MAHASISWA PRODI PENDIDIKAN ADMINISTRASI PERKANTORAN FISE UNY DI ERA MODERN

Ini adalah Paper yang disusun sebagai tugas mata kuliah Perspektif Global, Dosen Pengampu Bapak  Argo Pambudi, M.Si. Diselesaikan pada 12 Juni 2011

 A.      PENGERTIAN STENOGRAFI BAHASA INDONESIA
Sering kita mendengar orang menyebut tulisan steno berarti tulisan cepat. Hal ini timbul karena sebagian orang hanya melihat dari hasil yang dicapai seorang stenografer yang mempu menulis steno dengan cepat, seperti pada saat mencatat suatu percakapan dengan menggunakan tulisan steno. Stenografer mampu mencatat suatu percakapan dengan lengkap karena memakai stenografi, hal ini tidak akan dapat dilakukan apabila memakai tulisan latin biasa.Stenografi berasal dari bahasa Yunani, yang terdiri dari 2 (dua) kata yaitu“STENOS” yang berarti singkatan atau pendek“GRAPHEIN” yang berarti tulisan. Jadi stenografi ( stenography ) berarti tulisan singkat atau tulisan pendek.

Tulisan steno dibuat dan disusun sedemikian rupa pendek dan singkat sehingga mengakibatkan cepat dalam menulisnya. Stenografi menggunakan tanda-tanda khususyang lebih singkat daripada tulisan panjangnya ( latin), dan kemudian disempurnakan dengan menambah beberapa singkatan ( sudah singkat disingkat lagi ), sehingga waktu yang digunakan untuk menulis stenogramnya lebih cepat dibanding waku untuk mengucapkan kata yang dimaksud. Misalnya orang yang menulis huruf latin t diperlukan 4 gerakan, sedangkan untuk menulis huruf t dengan menggunakan huruf steno hanya diperlukan satu gerakan saja. Karena hampir setiap lambang atau symbol huruf steno hanya memerlukan satu gerakan saja.Maka karena pendeknya gerakan atau sedikitnya gerak yang dibutuhkan dalam menulis steno, stenografi jauh lebih cepat dibandingkan dengan menulis huruf latin.

1.      Stenografi yang dikarang oleh Timithey Bright pada tahun 1588, John Willis pada tahun 1602 dari Inggris.
2. F.X. Gabelsbelger pada tahun 1820 dari Jerman.
3. I. Pitman pada tahun 1837 dari Inggris.
4. A.W. Groote pada tahun 1899 dari Belanda
5.Pada tahun 1925 di Indonesia terdapat pengarang Karundeng menciptakan steno nasional Karundeng.

Berdasarkan surat keputusan secara resmi pemerintah dikeluarkannya surat keputusannya No.051/1968 tanggal 1 Januari 1968, telah ditetapkan sistem karundeng sebagai sistem stenografi standar mata pelajaran dimasukkn kedalam kurukulum SMK. Oleh karena itu, stenografi sistem karundeng merupakan sistem nasional.

B.       PENGERTIAN MODERN DAN ERA MODERN
Istilah atau kata modern berasal dari kata latin yang berarti “sekarang ini”. Dalam pemakaiannya kata modern mengalami perkembangan, sehingga berubah menjadi sebuah istilah. Kalau sebuah kata hanya mengandung makna yang relatif sempit, sedangkan sebuah istilah akan mengandung makna yang relatif lebih luas. Modern sebagai sebuah istilah dalam  masyarakat kita sudah mulai familiar, walaupun masih banyak yang verbalisme.
Istilah modern ini terutama ditujukan untuk perubahan peradaban, yakni dari peradaban yang bersifat telah lama menjadi peradaban yang bersifat baru. Kapan perubahan itu mulai terjadi, agak sulit juga melacaknya. Hanya saja ada orang yang mengira, misalnya ada orang mengatakan pada zaman Renaissance gejala perubahan itu sudah kelihatan. Ada juga yang mengatakan perubahan yang drastis terjadi pada masa revolusi industri, diteruskan dengan revolusi kebudayaan. Pada negara tertentu ditandai oleh terjadinya perubahan politik yang sangat mendasar, misalnya di Uni Soviet (sekarang Rusia) apa yang disebut dengan Peresteroika dan Glasnot.

C.      MATA KULIAH STENOGRAFI BAHASA INDONESIA
Menurut keputusan Menteri Pendidikan Nasional RI nomor: 232/U/2000, kurikulum pendidikan tinggi yang menjadi dasar penyelenggaraan program studi (prodi) terdiri atas (1) kurikulum institusional, dan (2) kurikulum inti. Kurikulum institusional terkait dengan bahan kaji yang merupakan ciri khas perguruan tinggi yang bersangkutan. Sedangkan kurikulum inti terkait dengan kelompok bahan kajian yang harus dicakup dalamsuatu prodi yang dirumuskan dalam berbagai mata kuliah sebagai ciri khas prodi yang bersangkutan. Bagian inti yang menjadi ciri khas itu mempunyai bobot sekitar 40%-80% dari beban keseluruhan, dan untuk kurikulum FISE UNY bobotnya sekitar 65% baik untuk program strata 1 (S1) maupun diploma 3 (D3). Di dalam kurikulum ini, mata kuliah universitas diberi kode MDU, mata kuliah fakultas diberi kode SEF, mata kuliah jurusan diberi kode DDA, dan mata kuliah program studi diberi kode ADP.
Untuk mencapai kompetensi lulusan setiap program studi, perlu ditentukan kelompok bahan kajian. Dari bahan kajian itu kemudian dirumuskan nama mata kuliah sebagai materi kajian beserta bobot SKS-nya yang siap diinteraksikan melalui proses pembelajaran. Mata kuliah-mata kuliah tersebut dikelompokkan menjadi mata kuliah sebagai pilar kompetensi utama (U) yang besarnya kurang lebih 60%, mata kuliah-mata kuliah untuk kompetensi pendukung (P) kurang lebih 35%, dan kompetensi yang lain (L) kurang lebih 5%. Setiap pilar juga ditetapkan bobotnya dengan kisaran yakni: Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian (MPK) 10%, Mata Kuliah Keilmuan dan Keterampilan (MKK) 20%, Mata Kuliah Keahlian Berkarya (MKB) 50%, Mata Kuliah Perilaku Berkarya (MPB) 15%, dan Mata Kuliah Berkehidupan Bermasyarakat (MBB) 10%.
Mata kuliah-mata kuliah yang disusun di dalam kurikulum dapat dikategorikan ke dalam kegiatan teori (T), praktik (P), ataukah lapangan (L). Selain itu, mata kuliah-mata kuliah tersebut dapat dikelompokkan menurut sifatnya, yaitun wajib lulus (WL), wajib tempuh (WT), dan pilihan (PLH). Penetapan jenis kegiatan atau sifat mata kuliah tersebut disesuaikan dengan karakteristik program studi. Adapun jumlah SKS untuk program S1 berkisar antara 144-160 SKS dan untuk perogram D3 antara 110-120 SKS (FISE 2002: 4).
Dalam Pedoman Kurikulum 2009 FISE UNY, mata kuliah Stenografi Bahasa Indonesia masuk dalam Mata Kuliah Keahlian Berkarya (MKB) yang terdiri dari 2 SKS. Mata Kuliah Keahlian Berkarya (MKB) adalah kelompok mata kuliah yang bertujuan menghasilkan tenaga ahli dengan kekaryaan berdasarkan dasar ilmu dan keterampilan yang dikuasai.

D.      PENTINGNYA MATA KULIAH STENOGRAFI BAHASA INDONESIA
Mata kuliah Stenografi Bahasa Indonesia yang diajarkan pada prodi Pendidikan Administrasi Perkantoran FISE UNY mempunyai tujuan agar mahasiswa dapat mempelajari huruf-huruf stenografi, aturan penulisan dan cara menyambung, cara menulis kata atau kalimat, dikte, dan membaca tulisan, serta menyalin kembali tulisan steno dalam tulisan lain. Selain itu untuk ke depannya (dunia kerja), mahasiswa dapat menerapkannya untuk dengan cepat mencatat notulen rapat, mengirimkan pesan atau informasi yang sifatnya rahasia, mencatat informasi dan lain sebagainya.
Misalnya saja seorang sekretaris diminta untuk menyajikan notulen rapat dengan cepat, tanpa mempunyai keahlian stenografi pastilah sekretaris tersebut akan kewalahan. Atau kita misalkan seorang wartawan yang tidak membawa alat perekam saat mewawancarai narasumber, pastilah akan menyulitkan untuk menangkap dan menyimpan informasi dari narasumber tersebut.

Sebagian besar mahasiswa di kelas (P.AdP B 2010) menganggap mata kuliah Stenografi Bahasa Indonesia adalah mata kuliah yang membosankan. Namun perlahan sampai akhir semester genap, mahasiswa menunjukkan ketertarikan yang tinggi pada mata kuliah Stenografi Bahasa Indonesia. Mata kuliah tersebut telah memberikan kemudahan bagi mereka untuk mencatat atau sekedar bertukar informasi.

Belajar stenografi memang merupakan hal baru bagi mahasiswa yang memiliki latar belakang SMA, berbeda dengan sebagian mahasiswa dari SMK yang menganggap mata kuliah tersebut merupakan sesuatu yang mudah. Itu juga memberikan kemudahan bagi dosen untuk mengajar karena, sebagian mahasiswa dapat bertanya pada temannya yang mahir.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar